0
0
Asia sedang menyaksikan gelombang baru investasi dalam Space-Tech, yang didorong oleh sektor swasta, terutama dari Jepang dan Korea Selatan. Alih-alih hanya berfokus pada misi eksplorasi luar angkasa berbiaya tinggi yang didanai pemerintah, perusahaan-perusahaan ini berinvestasi pada satelit kecil (small satellites atau CubeSats) dan peluncuran roket yang lebih murah dan cepat.
Satelit kecil ini memiliki aplikasi komersial yang luas, mulai dari pencitraan bumi beresolusi tinggi untuk smart farming dan pemantauan bencana alam, hingga penyediaan konektivitas internet murah di daerah terpencil di Asia Tenggara. Jepang dan Korea memanfaatkan keahlian mereka yang mendalam dalam manufaktur presisi dan elektronik untuk memproduksi satelit yang ringkas dan andal.
Perkembangan Space-Tech swasta ini mengubah Asia menjadi pemain kunci dalam apa yang disebut “Ekonomi Luar Angkasa Baru”. Tiongkok dan India tetap menjadi pemain besar yang didukung negara, tetapi Jepang dan Korea berfokus pada pasar komersial global, menyediakan solusi satelit dan peluncuran sebagai layanan.
Investasi pada Space-Tech menandai diversifikasi teknologi di Asia. Inovasi ini menciptakan ekosistem baru di mana perusahaan rintisan dapat bersaing dalam perlombaan luar angkasa dengan biaya yang jauh lebih rendah, memberikan peluang bagi negara-negara Asia lain untuk memanfaatkan data satelit guna pembangunan domestik.
