Arus investasi asing langsung (FDI) yang deras ke sektor manufaktur Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menyalakan harapan akan kebangkitan kembali industri nasional. Setelah bertahun-tahun mengalami deindustrialisasi dini, fokus pemerintah pada hilirisasi industri dan reformasi regulasi mulai menunjukkan hasil. Namun, apakah investasi ini benar-benar membangun fondasi industri yang kuat atau hanya menjadikan Indonesia sebagai basis perakitan semata?
Primadona Baru: Ekosistem Baterai EV dan Elektronik
Sektor yang paling menarik minat investor asing adalah yang terkait dengan rantai pasok global masa depan. Industri otomotif, khususnya ekosistem baterai kendaraan listrik (EV), menjadi primadona utama berkat cadangan nikel melimpah. Selain itu, sektor perakitan elektronik dan alat kesehatan juga mengalami pertumbuhan signifikan, didorong oleh upaya diversifikasi rantai pasok global dari Tiongkok.
Peran Sentral UU Cipta Kerja
Banyak analis dan pejabat pemerintah menunjuk UU Cipta Kerja (Omnibus Law) sebagai faktor pendorong utama. Penyederhanaan perizinan, kepastian hukum, dan reformasi di bidang ketenagakerjaan dianggap telah menciptakan iklim investasi yang lebih menarik bagi perusahaan manufaktur global untuk mendirikan pabrik di Indonesia.
Tantangan Transfer Teknologi dan Kualitas SDM
Tantangan terbesar dari gelombang investasi ini adalah memastikan terjadinya transfer teknologi yang nyata. Tanpa transfer pengetahuan, pabrik-pabrik baru ini hanya akan menjadi fasilitas perakitan berupah rendah. Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM manufaktur melalui pendidikan vokasional menjadi sangat krusial agar tenaga kerja lokal dapat mengisi posisi-posisi teknis dan manajerial, bukan hanya sebagai operator.
Intisari:
- Harapan Baru: Investasi asing (FDI) di sektor manufaktur memicu optimisme akan kebangkitan industri nasional.
- Sektor Unggulan: Ekosistem baterai EV dan elektronik menjadi magnet utama bagi investor global.
- Pendorong Regulasi: UU Cipta Kerja dianggap sebagai salah satu faktor kunci yang memperbaiki iklim investasi manufaktur.
- Tantangan Kritis: Memastikan terjadinya transfer teknologi dan penyerapan tenaga kerja terampil lokal menjadi penentu keberhasilan jangka panjang.

