Read Time:1 Minute, 0 Second
Buat kita orang Indonesia, IKN (Ibu Kota Nusantara) itu soal kebanggaan nasional, pemerataan, dan visi masa depan. Tapi, buat ‘bule’ alias investor global, cara mikirnya beda: “Mana Cuan-nya?”
Sales pitch IKN emang ‘seksi’ banget: Smart City, Green City, Sustainable, dibangun dari nol. Ini kayak ‘surga’ buat perusahaan teknologi, energi bersih, dan properti. Bayangin, bikin kota dari ‘tanah kosong’!
Tapi, Kenapa Masih ‘Wait and See’?
Ini ‘jujur-jujuran’-nya: Investor itu nggak ‘bucin’ (budak cinta). Mereka ‘bucin’ profit. Mereka masih ‘wait and see’ karena tiga hal:
- Kepastian Hukum: Aturannya gampang gak? Jelas gak?
- Stabilitas Politik: Ganti Presiden, proyeknya lanjut nggak?
- Bukti Nyata: Mereka nggak mau jadi yang pertama ‘buka lahan’. Mereka nunggu ada 1-2 ‘ikan paus’ (investor besar) masuk duluan.
Jadi, PR terbesar pemerintah sekarang adalah ‘merayu’ 1-2 nama besar global itu. Sekali ada yang ‘masuk’, yang lain bakal FOMO (ikut-ikutan) masuk. Ini pertaruhan ‘all-in’ negara kita!
Intisari:
- Investor global melihat IKN bukan dari sisi nasionalisme, tapi dari potensi keuntungan (cuan).
- Konsep ‘Green & Smart City’ adalah ‘sales pitch’ utama yang menarik bagi mereka.
- Investor masih ‘wait and see’ karena menunggu kepastian hukum dan stabilitas politik.
- Kunci sukses IKN adalah mendapatkan satu ‘anchor investor’ (investor besar) pertama.
